Biografi Lengkap Irwandi Yusuf
DR.Capt.drh.H.Irwandi Yusuf,M.Sc. (lahir di Bireuen, Aceh, 2 Agustus 1960) adalah Gubernur Provinsi Aceh periode 2007-2012 dan 2017 sampai sekarang. Bersama wakilnya Muhammad Nazar, S.Ag, ia dilantik pada 8 Februari 2007 oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad Ma'ruf di hadapan 67 anggota DPR Aceh.
Irwandi Yusuf |
Hadir dalam pelantikan itu adalah beberapa mantan
kombatan dan sipil GAM juga para aktivis Sentral Informasi Referendum Acheh
(SIRA), Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil dan sejumlah anggota
DPR-RI seperti Ferry Mursidan Baldan, Ahmad Farhan Hamid, serta Nasir Djamil.
Undangan dari luar negeri di antaranya Duta Besar Inggris, Duta Besar Kanada,
Duta Besar Finlandia, serta Wakil Duta Besar Amerika Serikat, perwakilan
lembaga internasional, seperti Bank Dunia dan perwakilan dari Uni Eropa.
Riwayat pribadi
Setelah menamatkan pendidikan setara sekolah
menengah pertama, dia melanjutkan ke Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree dan
kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Setelah meraih gelar dari Fakultas Kedokteran Hewan pada 1987, dia menjadi
dosen pada 1989 di jurusan yang sama. Ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan
S-2 di College of Veterinary Medicine State University (Universitas Negeri
Oregon), Amerika Serikat.
Dia juga merintis berdirinya lembaga swadaya Fauna
dan Flora Internasional pada 1999-2001 dan pernah bekerja di Palang Merah
Internasional (ICRC) pada tahun 2000. Selain sebagai senior Perwakilan GAM (TNA)
untuk Misi Pemantau Aceh (AMM), ia masuk Gerakan Aceh Merdeka dan dipercaya
menduduki posisi Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM dari tahun 1998-2001. Keterlibatan Irwandi sebagai Staf Khusus
Komando Pusat Tentara GAM membuat ia berurusan dengan aparat keamanan Indonesia
dan ditangkap pada awal 2003. Ia divonis 9 tahun dalam kasus Makar.
Irwandi Yusuf dan Istri ( Darwati A Gani) |
Dengan adanya bencana Tsunami Aceh pada 26 Desember
2004, ia berhasil lolos dari penjara Keudah, Banda Aceh. Ia melarikan diri ke
Finlandia, dan ia diberikan tugas oleh petinggi GAM di Swedia sebagai
Koordinator Juru Runding GAM. Saat rapat pertama Aceh Monitoring Mission, dia
tampil sebagai koordinator Juru Runding GAM di Aceh (2001–2002).
"Mungkin karena isi buku Singa Aceh yang begitu
melekat di kepala, saya kemudian masuk GAM," kata Irwandi kepada wartawan
Tempo pada Desember 2006. Ia sudah
membaca buku itu semenjak berusia tujuh tahun. Cerita tentang kepahlawanan
tokoh-tokoh Aceh pada masa kerajaan itu adalah inspirasi yang membuatnya
berjuang bersama GAM.
Hasil perhitungan cepat yang dilakukan PT Lingkaran
Survei Indonesia (LSI) bekerja sama dengan Jaringan Isu Publik (JIP)
menunjukkan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar menempati urutan teratas perolehan
suara sebesar 39,27%. Pada 29 Desember
2006, KIP Aceh mengumumkan penghitungan resmi akhir pemilihan kepala daerah
untuk periode 2007–2012 dan ia berhasil terpilih menjadi Gubernur Aceh dengan
perolehan 768.745 suara (38,2 persen). Suara sah yang masuk mencapai 2.012.370,
sedang suara tidak sah mencapai 158.643. Rekapitulasi hasil perhitungan suara
ditetapkan Komisi Independen Pemilihan (KIP) di Banda Aceh. Pasangan ini
memenangi perolehan suara di 15 dari 21 kabupaten atau kota di Aceh. Namun, ia
kalah di Kota Banda Aceh, Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah, Singkil, dan Aceh
Tamiang.
Kunjungan ke Jakarta
Pada 11 Januari 2007, bersama wakilnya didampingi
oleh Plt Gubernur Aceh Mustafa Abubakar, diterima oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono di Kantor Presiden (Jakarta). Presiden didampingi Menko Polhukam
Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, dan Menko Kesra Aburizal Bakrie.
Sebelumnya, ia bertemu dengan Menko Polhukam dan Mendagri Muhammad Ma'ruf. Ia
juga bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pada kesempatan itu, ia meminta agar komitmennya
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dipersoalkan karena sudah
jelas dan sudah ditandatangani dalam Nota Kesepahaman Helsinki pada 15 Agustus
2005.
Irwandi Yusuf Menang Perolehan Suara Pilgub Aceh
2017
Pasangan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah meraih
perolehan suara terbanyak di ajang Pemilihan Gubernur Aceh 2017.
Perolehan suara pasangan calon yang diusung sejumlah
partai politik ini ditetapkan dalam rapat pleno Komisi Independen Pemilihan
(KIP) Aceh di ruang sidang utama DPR Aceh di Banda Aceh, Sabtu.
Berdasarkan hasil rekapitulasi dari 23
kabupaten/kota, pasangan Irwandi-Nova memperoleh 898.710 suara dari 2,4 juta
lebih suara sah pemilihan Gubernur Aceh.
Pasangan Muzakir Manaf dan TA Khalid berada di
urutan kedua dengan perolehan 766.427 suara, diikuti oleh Tarmizi A Karim dan T
Machsalmina Ali yang meraih 406.865 suara.
Pasangan Zaini Abdullah-Nasaruddin sementara itu
hanya memperoleh 167.910 suara, Zakaria Saman-T Alaidinsyah 132.981 suara,
serta Abdullah Puteh-Said Mustafa 41.908 suara.
Dengan raihan suara terbanyak tersebut, pasangan
Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah dipastikan terpilih sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur Aceh periode 2017-2022.
Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi mengatakan, pihaknya akan
menetapkan pasangan calon terpilih pada Maret mendatang dalam rapat pleno
terbuka. Penetapan pasangan calon dilakukan setelah masa sengketa selesai.
"Masa sengketa pilkada diberikan beberapa hari
setelah penetapan pasangan calon. Kami berharap tidak ada sengketa yang
diajukan," kata Ridwan Hadi seperti diberitakan Antara.
Irwandi Yusuf merupakan Gubernur Aceh 2007-2012.
Sedangkan Nova Iriansyah merupakan anggota DPR RI periode 2009-2014. Pasangan
ini diusung oleh Partai Demokrat, Partai Nasional Aceh (PNA) dan sejumlah
partai lainnya.
Atas perolehan suara tersebut, Irwandi dengan
demikian mengalahkan Muzaki Manaf yang menjadi pesaingnya di Pilgub Aceh 2017.
Mualem, panggilan terhormat Muzakir, saat ini menjabat wakil gubernur Aceh
mendampingi Zaini Abdullah --yang pecah kongsi dan kurang populer dalam raihan
suara.
Riwayat pendidikan Irwandi Yusuf
- Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree
- Sarjana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh (1987)
- S2 Fakultas Kedokteran Hewan, Oregon State University (1993)
Pengalaman Irwandi Yusuf
- Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh (1988-sekarang)
- Pendiri dan pengurus lembaga swadaya Fauna dan Flora Internasional (1999-2001)
- Palang Merah Internasional
- Gerakan Aceh Merdeka atau GAM sebagai Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM (1998-2001)
- Tim Perunding GAM di Helsinki, Finlandia
- Kepala Perwakilan GAM untuk Aceh Monitoring Mission (AMM)
- Gubernur Provinsi Aceh (2007-2012)
- Ketua Majelis Pertimbangan Partai Nasional Aceh (PNA) (2012-sekarang)
Apresiasi dan penghargaan
- Tahun 2012 : Penghargaan dari Gubernur Aceh sebagai penggagas tim nasional sepak bola Aceh yang dikirim ke Paraguay
- Tahun 2011 : Penghargaan Dari Ulama Dayah atas kepeduliannya kepada pendidikan dayah di Aceh
- Penghargaan Sebagai Warga Kehormatan Raider Kodam Iskandar Muda Aceh
- Tahun 2010 : Penghargaan Ketahanan Pangan dan Peningkatan Produksi Beras dari Presiden RI
- Penghargaan Ksatria Bhakti Husada dari Menteri Kesehatan (Menkes)
- Penghargaan Adiupaya Puritama dari Menneg Perumahan Rakyat
- Penghargaan khusus dari Polri dalam mendukung pemberantasan Terorisme
- Penghargaan dalam penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dari Menteri Negera Lingkungan Hidup
- Penghargaan Citra Pelopor Inovasi Pelayanan Prima Tahun 2009 dari Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN)
- Tahun 2009 : Penghargaan dari Menteri Dalam Negeri atas inisiatif, konsistensi dan peningkatan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)
- Penghargaan dari majalah Birokrat Profesional Sebagai Gubernur Paling Visioner 2009 dalam Bidang Pengembangan Demokrasi dan Perdamaian
- Piagam penghargaan dari Presiden RI atas peraturan daerah yang diterbitkan tentang pelayanan anak
- Penghargaan dari Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai pembina olahraga sepak bola terbaik
- Tahun 2008 : Penghargaan dari Kadin Indonesia atas pemikiran dan dukungannya terhadap berbagai program Kadinda Aceh dalam pengembangan dunia usaha di Aceh
- Penghargaan dari Presiden RI atas partisipasi aktif dalam upaya pemberantasan narkoba di Aceh
- Penghargaan Open Source Software dari Menkominfo dan Menristek
- Tahun 2007 : Penghargaan Widyakrama dari Presiden, Penghargaan atas prestasi dalam melaksanakan pendidikan dasar menengah dan wajib belajar sembilan tahun
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar